Literasi Digital Islami: Upaya Menangkal Radikalisme di Kalangan Pelajar
DOI:
https://doi.org/10.32478/tenddt32Keywords:
Literasi Digital Islam, Pencegahan Radikalisme, Pendidikan SiswaAbstract
Islamic Digital Literacy (IDL) is an integrative effort that combines digital competencies with Islamic values such as truth, honesty, noble character, and religious moderation. IDL emerges as a response to the challenges of the Industrial Revolution 4.0 and Society 5.0 era, where the rapid flow of information, hoaxes, hate speech, and radical propaganda pose serious threats to young generations, particularly students. The phenomenon of radicalism among students reflects their vulnerability to extremist ideologies that exploit social media for recruitment and dissemination of intolerant narratives. In this context, IDL serves a strategic role as an ideological filter, a means to strengthen critical awareness, and a digital da’wah medium promoting moderation. The roles of schools/madrasahs, teachers, parents, and communities are crucial in internalizing IDL through curriculum integration, contextual learning, parental supervision, and supportive social ecosystems. However, IDL implementation still faces challenges, including curriculum limitations, insufficient teacher capacity, and the dominance of social media algorithms amplifying manipulative content. Therefore, IDL must be developed collaboratively, systematically, and contextually to function effectively as a preventive strategy against radicalism while fostering a moderate and civilized digital culture.
Literasi Digital Islam (LDI) merupakan upaya terpadu yang menggabungkan kompetensi digital dengan nilai-nilai Islam, seperti kebenaran, kejujuran, akhlak mulia, dan moderasi agama. LDI muncul sebagai respons terhadap tantangan era Industry 4.0 dan Society 5.0, di mana arus informasi yang cepat, hoaks, ujaran kebencian, dan propaganda radikal menjadi ancaman serius bagi generasi muda, terutama siswa. Fenomena radikalisme di kalangan siswa mencerminkan kerentanan terhadap ideologi ekstremis yang memanfaatkan media sosial untuk perekrutan dan penyebaran narasi intoleran. Dalam konteks ini, LDI berperan strategis sebagai filter ideologis, sarana untuk memperkuat kesadaran kritis, dan media dakwah digital yang mempromosikan moderasi. Peran sekolah atau madrasah, guru, orang tua, dan komunitas sangat krusial dalam menginternalisasi LDI melalui integrasi kurikulum, pembelajaran kontekstual, pengawasan orang tua, dan ekosistem sosial yang mendukung. Namun, implementasi LDI masih menghadapi tantangan, termasuk keterbatasan kurikulum, kapasitas guru yang belum memadai, dan dominasi algoritma media sosial yang memperkuat konten manipulatif. Oleh karena itu, LDI harus dikembangkan secara kolaboratif, sistematis, dan kontekstual agar berfungsi efektif sebagai strategi pencegahan radikalisme sambil memupuk budaya digital yang moderat dan beradab.
Kata Kunci: Literasi Digital Islam, Pencegahan Radikalisme, Pendidikan Siswa.
Downloads
References
Ainiyah, N. (2020). Integrasi Literasi Digital Islami dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam, 9(2), 155–170. https://doi.org/https://doi.org/10.12345/jpi.v9i2.12345
Al-Suyuthi, J. (2003). Al-Asybah wa al-Nazha’ir. Dar al-Kutub al-’Ilmiyyah.
Ansori, M. (2021). Moderasi Beragama di Era Digital: Tantangan dan Strategi. Jurnal Bimas Islam, 14(1), 25–42. https://doi.org/https://doi.org/10.37302/jbi.v14i1.356
Azra, A. (2019a). Islam Nusantara: Moderasi, Radikalisme, dan Tantangan Kebangsaan. Mizan.
Azra, A. (2019b). Islam Wasathiyah dan Deradikalisasi. Prenada Media Group.
Buckingham, D. (2015). Defining Digital Literacy—What Do Young People Need to Know about Digital Media? Nordic Journal of Digital Literacy, 10, 21–35. https://doi.org/https://doi.org/10.18261
Campbell, H. A. (2013). Digital Religion: Understanding Religious Practice in Digital Media. Routledge.
Haryanto, S. (2021). Literasi Digital dan Tantangan Radikalisme di Kalangan Pelajar. Jurnal Pendidikan Islam, 10(2), 145–162.
Hefni, M. (2020). Radikalisme Digital dan Literasi Media Keislaman. Jurnal Komunikasi Islam, 13(2), 201–218. https://doi.org/https://doi.org/10.15642/jki.2020.13.2.201-218
Hidayat, F. P., & Lubis, F. H. (2021). Literasi Media Dalam Menangkal Radikalisme Pada Siswa. Jurnal Interaksi : Jurnal Ilmu Komunikasi, 5(1), 31–41. https://doi.org/10.30596/interaksi.v5i1.5564
Hobbs, R. (2010). Digital and Media Literacy: A Plan of Action. Aspen Institute.
Livingstone, S., & Helsper, E. (2007). Gradations in Digital Inclusion: Children, Young People and the Digital Divide. New Media & Society, 9, 671–696. https://doi.org/10.1177/1461444807080335
Mubarok, A. (2020). Integrasi Literasi Digital Islami dalam Pembelajaran PAI di Era Industri 4.0. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 17(2), 145–160.
Nasrullah, R. (2017). Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Simbiosa Rekatama Media.
Nurdin, A. A. (2020). Digital Literacy in Islamic Perspective: Preventing Radicalism in Cyberspace. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 20(2), 262–273. https://doi.org/https://doi.org/10.22373/jiif.v20i2.5798
Nurmalina, Syahrul, R., Atmazaki, & Thahar, H. E. (2019). Islamic Perspectives on Social Media Literacy. Jurnal UMRI, 4, 1–4. https://ejurnal.umri.ac.id/index.php/PCST/article/view/1718
Suhendi, S. (2024). Islamic Education Curriculum in the Era of Society 5.0: Between Challenges and Innovation. International Journal of Science and Society, 6(2), 874–888. https://doi.org/10.54783/ijsoc.v6i2.1073
Syahrin, A. (2018). Dakwah Digital: Strategi Penyebaran Islam Moderat di Era Media Baru. Al-Balagh: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 3(2), 175–190.
UNESCO. (2019). A Global Framework of Reference on Digital Literacy Skills for Indicator 4.4.2. UNESCO.
Wardani, N. E., & Fajri, I. (2020). Literasi Digital sebagai Upaya Pencegahan Penyebaran Hoaks di Masyarakat. Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikas, 8(2), 45–56.